SiteMap : Home » OlahRaga » 5 Atlet Dunia yang Meninggal Saat Berlaga
Follow @CoAd_minSPB
1. Marco Simoncelli
Marco Simoncelli (20 Januari 1987 – 23  Oktober 2011) adalah salah satu pembalap MotoGP yang berasal  dari Italia, dan cukup terkenal dengan karakter balapnya yang cukup  garang. Gaya garangnya ini terlihat ketika seri terakhir MotoGP musim  2010, saat ia nyaris membuat Jorge Lorenzo terjatuh dan gagal meraih  kemenangan di seri terakhir musim itu.
Simoncelli meninggal dunia di Sirkuit  Internasional Sepang pada tanggal 23 Oktober 2011 karena kecelakaan yang  dialaminya saat GP Malaysia 2011. Simoncelli terlibat kecelakaan  bersama Colin Edwards dan Valentino Rossi saat berada di posisi keempat  pada putaran kedua. Simoncelli terjatuh ketika sedang berbelok di  tikungan ke-11 Sirkuit Sepang dan tertabrak oleh motor Edwards.  Simoncelli terbaring diam di lintasan sesaat setelah kecelakaan dengan  helmnya yang terlepas dalam insiden itu. Setelah insiden tersebut,  perlombaan dihentikan dan Simoncelli langsung dibawa ke pusat medis  Sirkuit Sepang. Pada pukul 16.56 waktu setempat, Simoncelli dinyatakan  meninggal dunia karena luka serius yang dideritanya. Kemudian, dalam  jumpa pers direksi balapan MotoGP, kepala medis, Michele Macchiagodena,  menyatakan bahwa Simoncelli mengalami “trauma serius di kepala, leher,  dan dada,” dan sempat diberi perawatan CPR selama 45 menit sebelum  akhirnya meninggal.
2. Ayrton Senna
Ayrton Senna (21 Maret 1960 – 1  Mei 1994) adalah mantan pembalap Formula 1 asal Brasil. Dia adalah juara  dunia Formula 1 pada tahun 1988, 1990, dan 1991. Senna pernah membalap  untuk empat tim yaitu Toleman, Lotus, McLaren, dan Williams.Berpasangan  dengan juara dunia Alain Prost untuk timMcLaren pada tahun 1988 ia  menjadi juara dunia pertama kali di Formula 1. Perseteruannya  dengan Prost sering dikenang sebagai salah satu perseteruan terhebat  sekaligus terpahit dalam sejarah Formula 1. Beberapa rival Senna lainnya  adalah Nelson Piquet dan Nigel Mansell.
Senna terkenal dengan kehebatannnya dalam mengemudikan mobil Formula 1 di sirkuit basah. Senna sering dijuluki sebagai The Rain Man.  Kehebatannya di trek basah dapat dilihat pada GP Monaco 1984 dimana  dengan mobil yang kurang mumpuni dia menempati posisi kedua, kemenangan  pertamanya yang begitu dominan pada GP Portugal 1985, dan pada GP Eropa  1993. Pada GP Eropa 1993 di sirkuit Donington, Inggris, Senna dalam  jarak kurang dari satu lap berhasil menjadi pemimpin lomba setelah  sempat berada di posisi kelima. Senna juga sering dijuluki Master of Monaco karena  dia menjuarai GP Monako sebanyak 6 kali. Kehebatan Senna lainnya adalah  dia sangat piawai dalam kualifikasi. Dia mencatat 65 kali posisi start  terdepan dalam 162 balapan sebelum dipecahkan oleh Michael  Schumacher yang mencatat 65 kali start terdepan dalam 236 balapan.  Kemenangan di GP Brazil tahun 1991 dan GP Jepang tahun 1988 merupakan  beberapa contoh penampilan terbaiknya. Sepanjang kariernya, Senna telah  memenangi 41 Grand Prix. Ia meninggal dunia akibat kecelakaan hebat di  tikungan Tamburello saat memimpin balapan di GP San Marino di Sirkuit  Imola bersama tim Williamspada 1 Mei 1994.
3. Frank Hayes
Frank Hayes  (1888 –  1923) adalah seorang atlet joki yang meninggal mendadak akibat serangan  jantung fatal saat mengikuti perlombaan pada 1923. Saat itu, Frank  menunggangi kudanya yang bernama Sweet Kiss, dan berhasil menempuh garis  finish pada posisi pertama. Sayangnya, begitu kudanya memasuki garis  finish, bersamaan dengan itu pula nyawanya melayang. Karena kejadian  ini, Frank dinobatkan sebagai joki pertama dan satu-satunya yang  memenangi perlombaan secara anumerta.
4. Choi, Yo-Sam
Choi, Yo-Sam (1 Maret 1972 – 2  Januari 2008) adalah mantan juara tinju dunia versi WBC kelas terbang  yunior asal Korea Selatan. Pada tanggal 25 Desember 2007, ia berhasil  mempertahankan gelar kelas terbang Inter-Continental WBO dengan  kemenangan angka mutlak atas Heri Amol dari Indonesia. Pada ronde ke-12,  Choi dijatuhkan (knockdown)dengan waktu hanya tersisa 5 detik, namun  mampu segera bangkit, sehingga hitungan tidak dilanjutkan dan  selanjutnya Choi dinyatakan memenangkan pertandingan itu dengan angka  mutlak. Sesaat setelah diumumkan sebagai pemenang itulah, ia terjatuh  tak sadarkan diri saat masih berada di atas ring dan dia segera  dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Soonchunhyang. Choi dinyatakan  mengalami pembengkakan otak dan sempat menjalani operasi otak di  rumahsakit tersebut. Namun, Choi akhirnya meninggal pada tanggal 2  Januari 2008, setelah dinyatakan mati batang otak sehari sebelumnya.
5. Marc-Vivien Foé
Marc-Vivien Foé (1 Mei 1975 – 26  Juni 2003) merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Kamerun.  Dia memulai kariernya di klub Union Garoua. Di timnasKamerun, dia main  64 kali dan mencetak 6 gol. Dia meninggal dunia pada tahun 2003 akibat  serangan jantung saat bermain di Piala Konfederasi melawan Kolombia. Dia  terjatuh di tengah lapangan secara tiba-tiba tanpa ada satu orang  pemain pun di dekatnya, lalu dia meninggal beberapa saat setelah  itu.
Source













