SiteMap : Home » Alam » Hutan-Hutan Wisata di Jawa Barat
Follow @CoAd_minSPB
1. Hutan Sancang (Leuweung Sancang)
Hutan ini dikelola oleh Departemen Kehutanan dan memiliki luas kawasan 2.157 ha dengan luas wilayah laut sekitar 150 ha. Wilayah Sancang berada di ketinggian 0-3 m dpl, kawasan ini mempunyai konfigurasi umum lahan yang datar-hanya terdapat tebing-tebing curam di sebagian pesisir pantai khususnya di daerah sebelah timur yaitu wilayah Karang Gajah (salah satu daerah di hutan Sancang yang berada di pesisir pantai).
Kualitas lingkungan dan kebersihannya pun masih terjaga, walaupun dibagian timur (pesisir wilayah Hutan Sancang) terdapat pondok nelayan yang menetap dan memanfaatkan lahan di area konservasi ini. Apabila dilihat dari segi visabilitis, hutan Sancang memiliki tingkat pandang yang bebas dengan panorama alam yang indah, namun apabila berada di dalam hutannya, maka akan sulit untuk melihat kearah pantai karena susunan tumbuhan / pepohonan di Hutan Sancang sangat rapat.
Sedangkan daya tarik yang terdapat di Hutan Sancang adalah Hutan asri dengan ekosistem yang unik dan pemandangan alam indah, serta terdapat hutan bakau, sungai, berbagai jenis flora dan fauna, dan terdapat gugusan-gugusan batu yang menimbulkan panorama alam yang unik. Flora dominan yang terdapat di Hutan Sancang antara lain ; pohon ketapang, pohon bakau, tumbuhan Sorea, serta jenis tumbuhan lain yang beragam jenis termasuk pohon Meranti merah dan pohon Kaboa yang langka. Untuk aktivitas yang dapat dikembangkan di Hutan ini adalah ; trekking, fotografi, menelusuri hutan, penelitian ekosistem alam, memancing, berkemah dan aktivitas lain yang apabila dikembangkan tidak merusak dan mengganggu ekosistem Hutan Sancang tersebut.
Sedangkan daya tarik yang terdapat di Hutan Sancang adalah Hutan asri dengan ekosistem yang unik dan pemandangan alam indah, serta terdapat hutan bakau, sungai, berbagai jenis flora dan fauna, dan terdapat gugusan-gugusan batu yang menimbulkan panorama alam yang unik. Flora dominan yang terdapat di Hutan Sancang antara lain ; pohon ketapang, pohon bakau, tumbuhan Sorea, serta jenis tumbuhan lain yang beragam jenis termasuk pohon Meranti merah dan pohon Kaboa yang langka. Untuk aktivitas yang dapat dikembangkan di Hutan ini adalah ; trekking, fotografi, menelusuri hutan, penelitian ekosistem alam, memancing, berkemah dan aktivitas lain yang apabila dikembangkan tidak merusak dan mengganggu ekosistem Hutan Sancang tersebut.
2. Taman Nasional Gunung Halimun
Gunung Halimun adalah salah satu kawasan perlindungan dan pelestarian alam hutan hujan tropis terluas di Jawa Barat yang pada tahun 1992 ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai taman nasional. Nama Halimun diambil dari keadaan cuaca di kawasan ini, karena di pagi dan di sore hari ketenangan hutan dan pegunungan sering sekali di selimuti kabut tipis atau halimun (Dalam bahasa Sunda) maka atas dasar itulah kawasan ini dinamai gunung Halimun oleh penduduk sekitar.
Taman Nasional Gunung Halimun mempunyai keanekaragaman jenis hayati yang sangat tinggi, tersusun dari tumbuhan bawah, memanjat, tumbuhan tinggi, dan bahkan disini ditemukan 75 jenis anggrek yang beberapa diantaranya merupakan jenis langka. Hal menarik yang dimiliki kawasan ini adalah sebuah jembatan kanopi (Canopy walk) yang disediakan bagi pengunjung untuk melihat dan menikmati kesejukan alam di ketinggian 20 – 25 meter diatas tanah, dengan panjang 100m canopy walk dapat membantu para pengunjung untuk melihat aktifitas binatang tanpa membuat takut dan mengganggu binatang tersebut.
Potensi biologis ataupun ekologis Taman Nasional Gunung Halimun dapat dipandang sebagai sesuatu yang berharga dan menentukan bagi wilayah disekelilingnya. Taman ini dapat dianggap sebagai tempat stok air yang cukup besar untuk kawasan Utara dan Selatan Jawa Barat.
Untuk mencapai tempat tujuan para pengunjung harus menempuh perjalanan kira–kira satu setengah jam berkendara mobil dari Jakarta menuju Lido dari Lido menuju kawasan taman nasional menggunakan kendaraan operasional PPKAB.
3. Taman Hutan Juanda
Sejarah Taman Hutan Raya yang dulu dikenal dengan nama Dago Pakar ini dimulai pada tahun 1922, ketika batas-batas hutan ini ditetapkan. Pada tahun 1963, hutan lindung ini mulai dipersiapkan sebagai hutan wisata atau kebun raya. Oleh karena itu, kawasan seluas 30 ha di mulai ditanami pepohonan yang berasal dari berbagai daerah, baik di dalam maupun luar Indonesia.
Atas Gagasan Gubernur Propinsi Jawa Barat pada 23 Agustus 1965, hutan ini diresmikan sebagai Kebun Raya / Hutan Rekreasi Ir. H. Djuanda. Pada tahun 1980 pengelolaannya dialihkan dari Perum Perhutani ke Direktorat Jendral Perlindungan dan Pengawetan Alam (sekarang Direktorat Jendral Perlindungan dan Pelestarian Alam / PHPA).Anda dapat melihat berbagai jenis tumbuhan yang tumbuh di hutan ini. Terdapat lebih kurang 2.500 pohon yang termasuk dalam 40 familia dari 108 spesies, antara lain Cemara Sumatra, Kayu Jati, Bayur Sulawesi, Jati Jawa, Mahoni Uganda, Mahoni Daun Besar, Pohon Sosis, Pinus atau Tusam, Tusan Mexico, dan Kaliandra. Sedangkan faunanya terdiri dari berbagai jenis burung dan mamalia, di antaranya Ketilang atau Cangkurileung, Jalak, Tekukur, Elang, Perkutut, Puyuh Batu, Musang, dan Bajing atau Tupai.
4. Hutan Cagar Alam Pananjung
Nikmati keindahan alami Cagar Alam Pananjung yang tidak ada duanya! Dalam taman seluas ± 530 hektar ini Anda akan menemukan berbagai jenis flora dan fauna langka seperti bunga Raflesia Padma, rusa, dan berbagai jenis kera yang pada umumnya sudah bisa membaur dengan pengunjung. Selain itu, jelajahi juga goa-goa alam dan buatan seperti Goa Panggung, Goa Parat, Goa Sumur Mudal, Goa Lanang, Goa Jepang, serta sumber air Rengganis dan Pantai Pasir Putih dengan keindahan Taman Lautnya.
5. Kawasan Wisata Prabu Siliwangi
Kebesaran nama Prabu Siliwangi diabadikan pada hutan cagar budaya sekaligus objek wisata alam ini. Anda akan mendapatkan sekaligus menikmati pepohonan besar dan rindang setempat, sekaligus mata air yang sangat jernih dan dingin, menjadikan kawasan Hutan Prabu Siliwangi identik sebagai objek wisata alam yang sejuk memikat.
Keunikan yang ada di kawasan hutan ini mencakup komunitas monyet yang berjumlah puluhan dan hidup dari pohon ke pohon. Rasakan pengalaman langsung berinteraksi dengan hewan ini karena monyet-monyet ini sangat akrab dengan pengunjung. Selain itu, di hutan ini juga terdapat sebuah kolam berair dangkal dan jernih. Kolam ini dilengkapi dengan sebuah patung ikan yang difungsikan sebagai air mancur.
Biasanya, para pengunjung memanfaatkan waktunya di Hutan Prabu Siliwangi untuk berenang dan sebagian lagi menggunakannya untuk sekedar berekreasi – suatu hal yang bisa juga Anda cobe.
Source