Senin, 12 Desember 2011

Azoospermia, Salah satu gangguan pada Sperma

SiteMap : Home » » Azoospermia, Salah satu gangguan pada Sperma



Sebarkan Artikel

Azoospermia adalah keadaan dimana cairan sperma tidak mengandung sel sperma atau Spermatozoid/spermatozoa. Penyakit ini sangat sulit dideteksi karena secara kasat mata penyakit Azoospermia ini tidak menampakkan gejala apapun. Tak ada yang bisa mengetahui apakah di dalam sperma tersebut terdapat sel-sel sperma atau tidak, jadi pemeriksaan lab mutlak harus dilakukan untuk penderita Azoospermia.
Perbedaan sperma: NOA (Non-obstructive azoospermia)

Penyebab terjadinya Azoospermia ini bisa karena kerusakan pada pabrik sperma (testis), atau bisa juga karena adanya penyumbatan saluran keluar sperma (jenis obstruktif) atau karena varikokel. Misalnya, gangguan yang bersifat primer pada testis (primary tersticular failure).

Azoospermia terdapat dua tipe, yaitu tipe Obstruksi (sumbatan pada saluran atau gangguan ejakulasi) dan Non-Obstruksi (kemungkinana karena hormonal atau kelainan pada testis/ buah zakar).

Azoospermia jenis obstruksi berarti ada produksi sel benih atau spermatozoa oleh testis. Hanya, saluran keluarnya (vasa deferens) buntu. Jika itu penyebabnya, bisa dilakukan upaya mendapatkan spermatozoa. Setelah spermatozoa didapat, selanjutnya, dilakukan pembuahan buatan (fertilisasi in vitro/bayi tabung). Lain halnya jika penyebab azoospermia adalah testis tidak bisa memproduksi spermatozoa. Kondisi itu merupakan masalah yang bersifat terminal secara reproduksi. Teknik bantu reproduksi tidak bisa membantu karena memang tidak ada instrumen pembuat spermatozoa di dalam testis. Testis yang (menurut pemeriksaan fisik) sangat kecil dan keras sering mengindikasikan adanya gangguan pada testis sebagai organ penghasil spermatozoa (kegagalan testis primer/primary testicular failure).

Pemeriksaan dan perawatan perlu dilakukan mengambil tindakan yang benar untuk mengobati azoospermia. Pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain:

1. Pemeriksaan fisik
Tes yang paling sederhana adalah pemeriksaan fisik. Sebagian besar testis terdiri dari unsur-unsur produksi sperma yaitu epitel seminiferus, ketika ukuran testis sangat berkurang, ini merupakan indikasi bahwa epitel seminiferus terpengaruh.

2. Pemeriksaan hormon
Follicle stimulating hormone (FSH) adalah hormon yang dihasilkan oleh hipofisis, yang bertanggung jawab merangsang testis untuk membuat sperma. Ketika kapasitas produksi sperma dari testis berkurang, hipofisis membuat lebih banyak FSH dalam usaha untuk membuat testis melakukan tugasnya.
Oleh karena itu, jika FSH seorang pria sangat tinggi, maka ada indikasi bahwa testis tidak memproduksi sperma secara optimal.

3. USG transrectal
Untuk meghilangkan penyumbatan pada saluran ejakulasi, sering dilakukan USG pada saluran ejakulasi dan vesikula seminalis. Dalam tes ini, USG ditempatkan di rektum dari saluran yang terletak di dekat dinding rektum. Selain itu juga pada saluran ejakulasi melewati prostat, sebuah kelenjar yang dapat dirasakan melalui dinding dubur laki-laki.

4. Tes urin
Ada kemungkinan ejakulasi terjadi ke arah yang berlawanan. Sperma didorong ke kandung kemih dan kemudian dikeluarkan ketika orang buang air kecil setelah ejakulasi. Untuk pengujian ini, pasien harus mengosongkan kandung kemih, dan kemudian ejakulasi ke dalam wadah. Pasien kemudian diminta buang air kecil lagi ke wadah spesimen yang berbeda. Jika ada sperma dalam air seni, berarti ia mengalami ejakulasi mundur. Kadang-kadang hal ini dapat diperbaiki dengan obat minum.

5. Biopsi testis
Tes dilakukan dengan mengambil sampel testis dengan jarum suntik atau melalui sayatan kecil dalam skrotum. Ini akan membantu menentukan kemampuan testis untuk memproduksi sperma normal.

Bentuk pengobatan Azoospermia bisa dilakukan melalui beberapa cara diantaranya:
  • Obat-obatan, antibiotik bisa diberikan untuk mengobati infeksi pada sistem reproduksi. Hormon dapat digunakan untuk mengobati ketidakseimbangan hormon.
  • Percutaneous embolization, prosedur ini dapat digunakan untuk mengobati varicocele. Sebuah obstruksi (penyumbatan) dibuat dalam pembuluh darah yang membesar. Ini akan menghentikan aliran darah dan mengobati varicocele.
  • Ekstraksi sperma, sperma dapat diekstraksi atau dihapus dari testis atau epididimis jika ada halangan. Semen yang diekstrak dapat disimpan atau digunakan untuk membuahi telur seorang wanita.
  • Operasi, seperti menghapus varicocele atau memperbaiki vas deferens yang tersumbat.
Spermatozoa merupakan salah satu faktor penting bagi laki-laki untuk bisa membuahi. Maka berhati-hatilah Anda kaum lelaki, yang mungkin memiliki sperma namun tidak terdapat sel-sel benih atau sel sperma, segera lakukan pemeriksaan diri karena bisa jadi mengalami Azoospermia.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Postingan Terkait Lainnya: