Kamis, 27 Oktober 2011

5 Atlet Dunia yang Meninggal Saat Berlaga

SiteMap : Home » » 5 Atlet Dunia yang Meninggal Saat Berlaga



Sebarkan Artikel

1. Marco Simoncelli

Marco Simoncelli (20 Januari 1987 – 23 Oktober 2011) adalah salah satu pembalap MotoGP yang berasal dari Italia, dan cukup terkenal dengan karakter balapnya yang cukup garang. Gaya garangnya ini terlihat ketika seri terakhir MotoGP musim 2010, saat ia nyaris membuat Jorge Lorenzo terjatuh dan gagal meraih kemenangan di seri terakhir musim itu.
Simoncelli meninggal dunia di Sirkuit Internasional Sepang pada tanggal 23 Oktober 2011 karena kecelakaan yang dialaminya saat GP Malaysia 2011. Simoncelli terlibat kecelakaan bersama Colin Edwards dan Valentino Rossi saat berada di posisi keempat pada putaran kedua. Simoncelli terjatuh ketika sedang berbelok di tikungan ke-11 Sirkuit Sepang dan tertabrak oleh motor Edwards. Simoncelli terbaring diam di lintasan sesaat setelah kecelakaan dengan helmnya yang terlepas dalam insiden itu. Setelah insiden tersebut, perlombaan dihentikan dan Simoncelli langsung dibawa ke pusat medis Sirkuit Sepang. Pada pukul 16.56 waktu setempat, Simoncelli dinyatakan meninggal dunia karena luka serius yang dideritanya. Kemudian, dalam jumpa pers direksi balapan MotoGP, kepala medis, Michele Macchiagodena, menyatakan bahwa Simoncelli mengalami “trauma serius di kepala, leher, dan dada,” dan sempat diberi perawatan CPR selama 45 menit sebelum akhirnya meninggal.

2. Ayrton Senna 
Ayrton Senna (21 Maret 1960 – 1 Mei 1994) adalah mantan pembalap Formula 1 asal Brasil. Dia adalah juara dunia Formula 1 pada tahun 1988, 1990, dan 1991. Senna pernah membalap untuk empat tim yaitu Toleman, Lotus, McLaren, dan Williams.Berpasangan dengan juara dunia Alain Prost untuk timMcLaren pada tahun 1988 ia menjadi juara dunia pertama kali di Formula 1. Perseteruannya dengan Prost sering dikenang sebagai salah satu perseteruan terhebat sekaligus terpahit dalam sejarah Formula 1. Beberapa rival Senna lainnya adalah Nelson Piquet dan Nigel Mansell.
Senna terkenal dengan kehebatannnya dalam mengemudikan mobil Formula 1 di sirkuit basah. Senna sering dijuluki sebagai The Rain Man. Kehebatannya di trek basah dapat dilihat pada GP Monaco 1984 dimana dengan mobil yang kurang mumpuni dia menempati posisi kedua, kemenangan pertamanya yang begitu dominan pada GP Portugal 1985, dan pada GP Eropa 1993. Pada GP Eropa 1993 di sirkuit Donington, Inggris, Senna dalam jarak kurang dari satu lap berhasil menjadi pemimpin lomba setelah sempat berada di posisi kelima. Senna juga sering dijuluki Master of Monaco karena dia menjuarai GP Monako sebanyak 6 kali. Kehebatan Senna lainnya adalah dia sangat piawai dalam kualifikasi. Dia mencatat 65 kali posisi start terdepan dalam 162 balapan sebelum dipecahkan oleh Michael Schumacher yang mencatat 65 kali start terdepan dalam 236 balapan. Kemenangan di GP Brazil tahun 1991 dan GP Jepang tahun 1988 merupakan beberapa contoh penampilan terbaiknya. Sepanjang kariernya, Senna telah memenangi 41 Grand Prix. Ia meninggal dunia akibat kecelakaan hebat di tikungan Tamburello saat memimpin balapan di GP San Marino di Sirkuit Imola bersama tim Williamspada 1 Mei 1994.

3. Frank Hayes
Frank Hayes  (1888 – 1923) adalah seorang atlet joki yang meninggal mendadak akibat serangan jantung fatal saat mengikuti perlombaan pada 1923. Saat itu, Frank menunggangi kudanya yang bernama Sweet Kiss, dan berhasil menempuh garis finish pada posisi pertama. Sayangnya, begitu kudanya memasuki garis finish, bersamaan dengan itu pula nyawanya melayang. Karena kejadian ini, Frank dinobatkan sebagai joki pertama dan satu-satunya yang memenangi perlombaan secara anumerta.


4. Choi, Yo-Sam
Choi, Yo-Sam (1 Maret 1972 – 2 Januari 2008) adalah mantan juara tinju dunia versi WBC kelas terbang yunior asal Korea Selatan. Pada tanggal 25 Desember 2007, ia berhasil mempertahankan gelar kelas terbang Inter-Continental WBO dengan kemenangan angka mutlak atas Heri Amol dari Indonesia. Pada ronde ke-12, Choi dijatuhkan (knockdown)dengan waktu hanya tersisa 5 detik, namun mampu segera bangkit, sehingga hitungan tidak dilanjutkan dan selanjutnya Choi dinyatakan memenangkan pertandingan itu dengan angka mutlak. Sesaat setelah diumumkan sebagai pemenang itulah, ia terjatuh tak sadarkan diri saat masih berada di atas ring dan dia segera dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Soonchunhyang. Choi dinyatakan mengalami pembengkakan otak dan sempat menjalani operasi otak di rumahsakit tersebut. Namun, Choi akhirnya meninggal pada tanggal 2 Januari 2008, setelah dinyatakan mati batang otak sehari sebelumnya.


5. Marc-Vivien Foé
Marc-Vivien Foé (1 Mei 1975 – 26 Juni 2003) merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Kamerun. Dia memulai kariernya di klub Union Garoua. Di timnasKamerun, dia main 64 kali dan mencetak 6 gol. Dia meninggal dunia pada tahun 2003 akibat serangan jantung saat bermain di Piala Konfederasi melawan Kolombia. Dia terjatuh di tengah lapangan secara tiba-tiba tanpa ada satu orang pemain pun di dekatnya, lalu dia meninggal beberapa saat setelah itu.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Postingan Terkait Lainnya: